CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 29 Oktober 2009

PKI membantai TNI... TNI menumpas PKI... ehm, ya pelajaran IPS di sekolah lagi belajar ginian, nih. Pokoknya, menurut penjelasan guru dan buku, Pemberontakan PKI itu merupakan kebiadaban masyarakat paling laknat sepanjang sejarah Indonesia. Singkatnya, PKI itu sangatlah najis...

Ehm, anyway, kalau boleh jujur saia agak nggak nyaman belajar G 30S/PKI ini (bisa gawat kalau ketahuan guru IPS...). Pertama, seperti alasan murid-murid sekolah pada umumnya, agak males ngapalin sejarahnya (guru IPS gw bisa ngamuk muridnya biadab seperti ini...). Kedua... mungkin alasanku lebih berwawasan dan matang...

Ehm, bagi murid-murid kelas IX atau 3 SMP atau siapapun yang sudah mempelajari materi ini udah pernah dengerin kisah penumpasan PKI secara tuntas belum. Ya, mungkin sudah keburu enek duluan kali, ya, membenamkan pikiran sama kematian tragis delapan jenderal dan perwira TNI yang malang di Lubang Buaya itu. Otak mungkin udah males nyari-nyari apa, sih, yang terjadi sama PKI laknat itu selanjutnya. Well, sometimes I've been really dumb, tapi seenggaknya aku bisa berpendapat kalau kita nggak boleh puas cuma belajar dari versi pemerintah (yang udah jelas banget kontra sama PKI).

If you are really thankful that now Indonesia has been free from PKI, say thanks to Soeharto. Karena presiden masa Orde Baru, yang selama 32 tahun pemerintahannya itu menggerogoti ekonomi rakyat, itu kita bisa lepas dari komunisme. Dia itu yang menumpas PKI sampai habis. Mungkin saking semangatnya membela negara(atau karena saking sadisnya) penumpasan PKI ini boleh dibilang kelewatan. Jadi Soeharto menangkap sekitar 500.000 orang lebih ditahan tanpa melewati proses pengadilan, bahkan bisa sampai 2 juta jiwa . Wow, sebanyak itukah intrik-intrik PKI yang berdosa itu? Selanjutnya, mereka banyak yang ditahan di semacam kamp-kamp konsentrasi gitu. Banyak juga yang dijatuhi hukuman mati.

Mungkin Anda berpikir, PKI memang layak dijatuhi hukuman seberat-beratnya. Mereka laknat!

Tapi, maukah Anda melihat dari pemikiran saiia? Memang 2 juta orang itu berperan dalam pemberontakan 30 September itu. Kalau cuma mau bunuh delapan orang TNI sama nguasain kantor radio emang sampe perlu 2 juta orang lebih? Guys, think about it deeper!

Jadi PKI itu punya semacam cabang-cabang gitu. Cabang-cabangnya itu juga banyak yang nggak berbau komunisme, lho, kayak Perhimpunan Sarjana Berprestasi. Nggak ada, tuh, yang komunis-komunis itu di Perhimpunan tersebut. Corak PKI-na nggak terlalu nyolok gitu... Ya, kalau kayak gitu jelas ajah mereka nggak ikut pemberontakan. Tapi... mereka ikutan ditangkap padahal tanpa dosa. Ada yang cuma pernah ikut pertemuan cabang partai PKI, kalau sudah terdata tetap saja ditangkap. hey, what could we blame on people like this? They weren't even the rebels? wtf...

Sebetulnya, sih, aku setuju ajah kalau PKI ditangkap, tapi, kenapa yang nggak bersalah mesti ikutan kena? Kenapa nggak hanya petingginya yang emang jelas-jelas bersalah? 2 juta orang lebih tertangkap tanpa melalui proses pengadilan berarti mereka juga mungkin ajah banyak yang nggak bersalah, kan? Apa salahnya, sih, bikin pengadilan? Menurutku penangkapan terhadap seseorang itu baru sah kalau dusah melewati pengadilan sesuai hukum yang berlaku. Licik itu namanya nangekp orang tanpa pengadilan, cuma penguasa bengis yang manfaatin kekuasaan! chickens**t.

Kalian mungkin banyak yang nggak tahu apa yang terjadi juga sama keluarga anggota grup-grup bentukan PKI(kayak Perhimpunan Sarjana itu juga, lho...). Mereka diusir dari rumah yang mereka tinggali dengan perjuangan mereka. Mereka ditolak dalam mencari pekerjaan, bahkan ditolak keluarga sendiri. Dianggap busuk padahal mereka nggak salah apa-apa. Sadar nggak, sih, mereka cuma korban kebejatan politik?

Aku pernah lihat di Tempo yang waktu itu bahas tentang Lukman Njoto, bekas menetri negara zaman Soekarno. Dia juga termasuk petinggi PKI, sih, tapi (aku lupa jelasnya gimana) dia tuh nggak terbukti bersalah. Tapi, akhirnya dia dibunuh pemerintahan Soeharto dan jasadnya nggak jelas ke mana. Hayo, apa bedanya sama perwira TNI di Lubang Buaya(yang lebih untung jasadnya masih dicari-cari sampe ketemu) ? Udah gitu, istri dan tujuh anaknya, yang lebih jelas lagi nggak bersalah, juga dipenjara! Sutarni (istri Njoto) harus melahirkan anaknya di penjara. Apa absurd banget, nih?

Mungkin petinggi PKI yang berontak itu juga konyol, haus kekuasaan. Tapi pemerintah dan tentara juga konyol bikin menderita orang-orang nggak berdosa. Mau pemberontakannya sampe penumpasannya juga aib. Semuanya aib...

Mungkin penjelasanku ini kesannya nggak berwawasan dan agak gimana gitu, tapi... ini opini. Mungkin kalau nggak deket dengan menilik seksama kehidupan mantan anggota PKI yang tertangkap, kita nggak bakal bisa lihat(coba baca Hayuri karya Maria Etty, deh!). Emang kasihan delapan jenderal TNI yang terbunuh dan fotonya itu terpajang di buku IPS gw. Tapi... nggak kasihan sama keluarga dan anggota PKI yang nggak bersalah?

dunia ini nggak ada yang bener...

(biarpun bikin opini ginian, gw tetep ragu sama nilai ulangan IPS tadi...)

Sabtu, 24 Oktober 2009

Dear guys, I haven't published anything for about a month. Lol, i have a kinda busy week. It's just a lil bit different today, School gives us a rest day at home, day when we should study while the teachers have a kind of meeting. But well, I still have to go to school at 11.00 am. I never thought it before and I didn't dream at all, but well my Bahasa Indonesia techer insisted me to attend the MC audition for Symphony Orchestra. Well, for your information Symhony Orchetra is a concert of my school orchetra teams. The members are originally the students, so whoever you are, you may come and enjoy the concert at December 16-17 in Auditorium Santa Ursula BSD.
Okey, back to the story, after the audition in junior high, me and Vena Juniarti got our way to audition with Senior High. Afterall, the senior high didn't confirm for long time, so I thought I just ain't make it at all and I felt just fine. But then, yesterday, after the interval, they called me and said that I'm chosen. Well, I'm pretty surprised, I'm gonna be the MC. There are also Jennifer Ruth and Niko from Senior High and Sari from Elementary School, but my partner is Niko. But well, it might chance anyway, I haven't practiced in front of Sr. Fransisco and it's gonna be the most terrifying part. If she didn't expect me I'd be quit. But just pray for me and I'm trying to do my best.

Sabtu, 17 Oktober 2009

Have 'ya Found One?


Guys, tumben2an nih gw ngeluarin 2 postingan dalam satu hari. Nih, cuma gambar doang yg gw ambil dari google, tepatnya menurut google, berasal dari delilan007.multiply.com/guestbook. Mungkin seperti inilah definisi best-friends alias homie! Sekalian bwt negesin posting sebelomnya ajah.
Btw, nih link bwt lagu Feels Like Home dgn adegannya dalam film.
Trus ini buat Home- Vanessa Carlton yang dibuat dgn gambar2 skaligus pengertiannya. Sayang, Vanessa sendiri nggak pernah bikin video klip khusus bwt lagu ini...

Home: It's an Abstract Feeling

Dear all my blog visitors, it's me. Rawr, dunno if I should be happy or not. Harusnya, hari ini aku ikut Minggu Misi sedekanat di St.Odilia, Tigaraksa. Tapi, inilah hasilnya kalo salah nerima informasi. Aku batal pergi, that's all dan hanya bisa geje-gejean online di kompi.

Anywaay, mau ngomongin apa, ya (lagi geje, nih..). This week seems very very fine. Aku nggak ngalamin kesialan macem-macem daan hari Senen lalu barusan aku lewati dengan dosa yang-just being honest- agak bikin bangga. Bukan dosa aneh-aneh kayak ngeganja atau semacamnya, sih. Kalo yang dari gitu-gituan gue masih bersih. Tapi, biarpun emang bukan dosa besar, keliatannya bukan itu yang pengen aku omongin sekarang.


Oiya, ada yang udah pernah denger nama Vanessa Carlton gak? She's best known with her single "A Thousand Miles" (have ya got it?). Ugh, I'm in love with her music! She ain't famous but her music is really beautiful. Ehm, kalo mau denger lagu lainnya, aku bisa memperdengarkan salah satunya. Liat ipod2an di blog ini, kan? Kalo misalkan bosen ma Breakaway-nya Kelly Clarkson, klik di menu daan pilih Home-Vanessa Carlton. Coba dengerin apa pikiran kita sama: kalau lirik dan permainan pianonya keren.

Setelah aku liat-liat lagi, ternyata ada banyak juga lagu yang bahas tentang Home. Kalo pernah nonton Brother Bear 2, perhatiin, deh, pas adegan perjalanan Nita, Kenai, dan ke Koda ke Hokani Falls, terutama adegan Nita diajarin berenang. Di adegan itu diputer lagu "Feels Like Home". I also love this song! Lagu ini dinyanyikan oleh Melissa Etheridge dan Josh Kelley. Ternyata dari dua lagu ini ajah, kita bisa tahu pengertian "home" itu sendiri.

Selama ini, kan, orang selalu mengartikan "home" itu sinonim dengan "house", padahal beda banget, cuy. Mungkin kalo diartiin ke Bahasa Indonesia artinya sama-sama rumah, but believe me they ain't the same. House itu lebih pada bentuk bangunan yang ditinggali manusia. Lalu, apa itu home? Let's find out together!

You all can see the lyrics of Home by Vanessa Carlton on the lyrics scroll (right under the Mixpod). Jadi, gw nulisinnya gak usah penuh, ya...

Some people live in the house on the hills, they wish they were some place else...
There's nobody there when t
hen evening is still...
Secrets with no one to tell...
Some I have known, has a ship where they sleep with sounds of rock on the coast
but can't find what they want the most...
(Chorus)

Even now, when I'm alone...
I've always known with you, I am home.

Okey, interupsi bentar. Kalau mau dianalisis, penulis lagu-yakin Vanessa sendiri- menjelaskan tentang kehidupan orang-orang yang tinggal di berbagai tempat. Ada yang tinggal di daerah gunung2 gitu sama yang tinggal di atas kapal. Yang jelas mereka udah punya rumah semua, tapi... gak ngerasa nyaman. Mreka ngerasa hidup mereka gak lengkap di rumah itu.
Lalu, mari beralih ke chorus. Vanessa nggak jelasin dia tinggal di mana, but when she's with someone, whom she thinks very special, whe feels like she is home. Wew, bisa jadi ajah malah ceritanya dia nggak punya tempat buat ditingali, tapi dia merasa nyaman karena bersama orang yang dia cintai!

Now, let's skip some part and we go to the final lyrics!

For me, it's a glance and the smile on your face...
the touch of your hands and honest embrace...
for where I lay it's you I keep... This changing world, I fall asleep... With you all I know is I'm coming home, coming home...

Sama kayak analisis pertama, subjek dalam lagu ini memang tidak sendirian. Dia punya teman untuk dipercaya. Teman yang sangat baik. Bahkan dia sudah tidak peduli lagi pada gejolak dunia yang kian berubah dan menggilas hidupnya. Dia sudah malas untuk mikirin kelemahan dalam eksosistemnya. Dia hanya tahu ada sahabat baik yang menemani dia. And then she knows that she's home!

Kalau mau lihat dari Feels Like Home di Brother Bear 2, liat dari plot filmnya ajah ya. Jadi, Nita (Mandy Moore ass the voice talent), wanita Inuit, gagal menjalankan pernikahan dengan tunangannya lantaran ditakdirkan untuk menikah dengan Kenai, teman masa kecilnya. Padahal Kenai sendiri telah dikutuk menjadi beruang (selengkapnya di Brother Bear 1) dan tinggal dengan Koda si beruang kecil. Berdasarkan saran seorang dukun, Nita menemui Kenai dan menuntut "beruang" itu untuk menemaninya ke Hokani Falls untuk membakar amulet pemberian Kenai semasa kecil agar ikatan diantara mereka berdua musnah. Nita benci melewati perjalanan di hutan, terlebih dirinya fobia pada perairan. Namun, tuntunan bersahabat dari Kenai dan Koda menahirkan segala ketakutannya.

The Chorus of Feels Like Home
Now I realize so much more to learn...
I'm ready for the world, not scared of letting go... Now I realize so much more to feel... My heart know it's real... Part of me so long forgotten and this feels like home, home, home... Feels this like home...

analisis lagi.

And so now we know that home means a condition where you feel comfortable just in the way you are because you're with the ones who love and understand you... In your home, you could be just yourself and you may find the timeless happiness.


So, if we wanna see deeper, we might find there are so many people who don't have home (which it means not house). Maybe they live in a house like a castle, but.. they don't feel home because they don't know who are their really friends. It's awful you know. They might not feel thankful.

Ehm, maybe you're the one of those. Hey, cheer up, dude! It ain't be that bad. I think you might find someone who loves you... and at least we can find one.
Why don't you see to God... Hey, God is absolutely been in love with you for a long time. It's His longing to see you embrace Him! People may leave you, but God will not leave you. He knows whenever you feel bad and He knows what you need even before you tell in your prayer. For the ones who love and believe Him, He will give those ones an endless home which is full of love, glory and happiness...

Now start to pray. You don't always have to close your eyes and make a poem in your prayer. Just say what you feel and need and don't forget to say: "God, I love you and I give it all back to you..." Do it as a habit. When you get closer to God, you might feel home whatever happens....

Kamis, 08 Oktober 2009


Mimpi yang tak tergapai... adalah bagain dari realita. Memang ada filosofi yang berbunyi demikian. Tetapi... apakah sifatnya menyeluruh atau mutlak terjadi dalam segala kegagalan? Bagaimana kalau kesempatan itu sempat menghampiri biarpun hanya dalam gerakan yang perlahan? Ya, namun kala itu jiwa tengah dibelenggu keraguan yang menahan, menjauhkan dari kesempatan.
Kala itu, kau mungkin berpikir penampikan terjadi demi kebaikan. Kau ragu, takut, menjaga nama baik mungkin... Pada akhirnya, toh, kau terkejut menyaksikan kesedihan dan kebingungan....

Kalau kegagalan itu lukisan takdir, kau takkan pernah bersalah akan hal itu. Ketidakmampuanmu. Namun, kalau semua itu karena kebodohanmu menampik kesempatan, bukankah itu memang salahmu?Ya, kini hanya menyesali kata yang tak terujar dan senyum yang tak terkulum. Hal indah pun nampak pahit kini. Hal indah itulah kesempatan yang kau tampik! Kesempatan itu pernah mendekatimu, berniat menjamah hidupmu, namun kau berlari menjauh. Kau bersembunyi dalam keraguanmu. Kesempatan itu mungkin bisa menyakiti bahkan merusak tabir kokoh di sekelilingmu. Kelamaan, kau sadari bahwa kau mencintai kesempatan itu semenjak awal kau melangkah.

Akankah pandangan sayu kesempatan itu kan kembali tertuju padamu? Maukah?
Kankah terus kau terkuali lesu dan bertandas, "Aku bodoh, penakut, pendosa..."

;;